(Dimuat di Kompas, Minggu, 30 Juni 2013)
Pada suatu pagi yang cerah Raja
Kelinci berkeliling ke seluruh penjuru hutan untuk mengumumkan adanya sebuah
sayembara. Sayembara ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat langka. Bagi
mereka yang mampu memenangkan sayembara ini, mereka akan diangkat menjadi
anggota kerajaan. Mereka akan mendapatkan kehidupan yang layak dan berhak untuk
ikut tinggal di dalam istana. Mendengar adanya sayembara ini para rakyat
Kerajaan Rimba tampak amat antusias. Mereka semua berkumpul di dekat mimbar
tempat Raja Kelinci berbicara.
Sayembara kali ini adalah Sayembara
Bukit Cinta. Baginda Raja Kelinci meminta para pesertanya untuk mengambil buah
apel berbentuk hati yang terdapat di atas Bukit Cinta. Tidak sembarang orang bisa
memenangkan sayembara ini. Baginda Raja bilang hanya mereka yang hidup dalam
kesederhanaan dan penuh cinta kasih saja yang dapat menuntaskan sayembara ini.
Begitu banyak tenaga yang harus
dikerahkan selama mengikuti sayembara Bukit Cinta. Beberapa dari peserta yang
merasa tidak sanggup, akhirnya memutuskan untuk pulang. Dari sekian banyak
peserta yang mengikuti sayembara akhirnya hanya tersisa tiga ksatria saja.
Mereka adalah Jery si jerapah, Kuri si kura-kura, dan Rosi si rusa. Ketiganya
adalah rakyat kerajaan rimba yang hidup dalam kesederhanaan.
Suatu malam di tengah
perlombaan, mereka bertiga memilih untuk
tidur bersama di sebuah gubug di tengah hutan. Tidak banyak percakapan yang
muncul diantara mereka. Barangkali mereka semua sudah terlalu lelah. Jadi,
mereka lebih memilih untuk tidur.
Pagi-pagi sekali Kuri si kura-kura
sudah bangun. Karena dia tidak dapat berjalan dengan cepat, maka dia memilih
untuk berjalan lebih awal. Untuk itulah dia bangun pagi-pagi buta. Sementara
itu, Rosi rusa dan Jefry jerapah masih tertidur lelap.
Beberapa jam kemudian, Rosi rusa
mulai terbangun. Setelah mengetahui bahwa Kuri si kura-kura telah berangkat,
maka Rosi rusa segera menyusul. Saat Rosi rusa kembali melanjutkan perjalanan
menuju Bukit Cinta rupanya Jefry jerapah juga ikut terbangun. Tetapi Jefry
jerapah berkata dalam hatinya, “Ahh, nanti saja. Toh kakiku panjang, tentu aku
dapat berlari cepat dan menyusul mereka. Leherku yang panjang juga akan
memudahkanku untuk memetik buah-buah apel hati itu.” Kemudian Jefry jerapah
kembali melanjutkan tidurnya.
Sementara Jefry jerapah sedang
melanjutkan mimpi indahnya, di tempat lain Rosi si rusa telah berhasil menyusul
Kuri si kura-kura. Kuri si kura-kura merasa pasrah ketika Rosi rusa mendahului
langkahnya. Ia sadar bahwa berjalan lambat adalah kelemahannya, tetapi meskipun
demikian Kuri si kura-kura tetap tidak putus asa. Kuri kura-kura tidak lantas
menyerah. Ia terus melanjutkan perjalanannya.
Berada
di posisi terdepan diantara kedua lawannya ternyata bukanlah hal yang mudah
bagi Rosi si rusa. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan Bapak Beruang yang
sedang membersihkan lumpur jalan. Bapak Beruang nampak amat kelelahan sebab ia
mengerjakan pekerjaan itu sendirian. Akhirnya Rosi rusa memutuskan untuk ikut
membantu Bapak Beruang membersihkan lumpur jalan. “Jika tidak dibersihkan,
jalannya akan menjadi sangat licin dan sulit untuk dilewati.” kata Bapak
Beruang pada Rosi rusa.
Setelah
jalan kembali bersih dari lumpur, Rosi rusa kembali melanjutkan perjalanan.
Ketika melewati sebuah jembatan, Rosi rusa melihat Nenek Kancil yang jatuh
terpeleset di tepi sungai. Melihat hal tersebut hati Rosi rusa menjadi sangat
iba. Ia kemudian memutuskan untuk turun ke tepi sungai dan membantu Nenek Kancil
untuk bangkit berdiri. “Apakah nenek baik-baik saja?” tanya Rosi rusa pada
Nenek Kancil. “Sepertinya kaki nenek terkilir. Apakah kamu bisa mengantar nenek
pulang ke rumah?” kata Nenek Kancil. Rosi rusa mengangguk sambil tersenyum.
Kemudian ia mengantar dan menggandeng Nenek Kancil sampai ke rumahnya. Setelah
itu, barulah Rosi rusa kembali melanjutkan perjalanannya.
Sementara
itu Jefry jerapah sudah mulai bangun dan bersiap melanjutkan perjalanannya.
Jefry jerapah segera berlari dengan cepat menuju Bukit Cinta. Sedangkan Kuri si
kura-kura telah melewati jembatan yang terletak tak jauh dari Bukit Cinta. Saat
itu Kuri si kura-kura tidak tahu bahwa ia kembali berada di posisi terdepan
karena Rosi rusa sedang membantu Nenek Kancil.
Di
tengah perjalanan, Kuri si kura-kura bertemu dengan Ibu Burung. Saat itu Ibu
Burung hendak mencari makan untuk bayi-bayinya. “Permisi tuan kura-kura, apakah
anda bisa membantu saya menjaga bayi-bayi saya sebentar?” tanya Ibu Burung pada
Kuri si kura-kura. “Maaf ibu, saya sedang buru-buru.” jawab Kuri si kura-kura
sambil terus berjalan melewati Ibu burung dan bayi-bayinya. “Sebentar saja
tuan, biar nanti Bapak Burung yang mengantar tuan sampai ke tujuan.” kata Ibu
Burung lagi, tetapi Kuri si kura-kura tidak mau mendengarkan. Kuri si kura-kura
terus berjalan.
Beberapa
saat kemudian, Kuri si kura-kura telah tiba di puncak Bukit Cinta. Tetapi di
sana ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Rosi rusa. Mengetahui bahwa ia
yang pertama kali sampai di Bukit Cinta, Kuri si kura-kura merasa sangat
gembira. Kemudian ia mulai mencoba untuk meraih buah-buah apel hati itu.
Buah-buah apel hati itu terletak di atas pohon yang tinggi, sehingga Kuri si
kura-kura merasa kesulitan untuk mengambilnya.
Ketika
Kuri si kura-kura sedang berusaha mengambil buah apel hati, tiba-tiba datang
Jefry si jerapah. Sesampainya Jefry jerapah di pucak Bukit Cinta, Jefry jerapah
segera memetik buah apel hati itu. Karena memiliki leher yang panjang, maka
sangatlah mudah bagi Jefry jerapah untuk memetik buah-buah apel hati itu.
“Jefry, tolong petikkan satu buah apel itu untukku.” pinta Kuri si kura-kura.
“Enak saja. Kalau kamu mau, kamu harus memetiknya sendiri.” jawab Jefry jerapah
dengan angkuh. “Kalau begitu, tolong angkat aku dan bantu aku untuk
memetiknya.” Kata Kuri kura-kura pada Jefry jerapah. “Tidak.” jawab Jefry
jerapah. Kemudian Jefry jerapah segera bergegas pergi menuju ke istana tempat
Raja Kelinci. “Aku yang akan menang.” batin Jefry jerapah senang.
Beberapa
menit kemudian Rosi rusa tiba di puncak Bukit Cinta. Ia melihat Kuri si
kura-kura sedang berusaha untuk memetik buah apel hati itu. “Kuri, apakah kamu
butuh bantuan?” tanya Rosi rusa pada Kuri si kura-kura. “Tentu Rosi, tolong
angkat aku dan bantu aku memetik buah apel hati ini.” kata Kuri si kura-kura.
Rosi rusa kemudian mengangkat Kuri dan membantunya memetik buah apel hati itu.
Setelah Kuri kura-kura berhasil memetik buah apel hatinya, barulah Rosi si rusa
memetik buah apel hati untuk ia bawa kepada Raja Kelinci. Tak hanya itu, Rosi
rusa juga menawarkan tumpangan bagi Kuri si kura-kura. “Kuri, tentu kamu lelah.
Apakah kamu mau naik ke punggungku dan pergi bersama ke istana?” tawar Rosi
rusa. “Terimakasih Rosi, kamu baik sekali.” jawab Kuri si kura-kura. Mereka
berdua pun kembali menuju istana Raja Kelinci bersama-sama.
Sementara
itu Raja Kelinci, seluruh anggota istana dan seluruh rakyat sudah berkumpul di
halaman istana. Jefry jerapah juga telah menunggu kedatangan kedua lawan
tandingnya. Ia sudah tidak sabar untuk dilantik dihadapan seluruh rakyat.
Segera setelah Rosi rusa dan Kuri kura-kura tiba di istana, ketiga ksatria tersebut
dipersilahkan untuk berdiri di atas panggung. Akhirnya Raja Kelinci memutuskan
bahwa yang layak diangkat menjadi anggota kerajaan adalah Rosi si rusa. Gelar
tersebut diberikan atas kesederhanaan dan cinta kasih yang besar yang dimiliki
oleh Rosi rusa. Rosi rusa tidak pernah mementingkan dirinya sendiri, ia selalu
berusaha untuk membantu orang lain. Maka dialah yang memenangkan Sayembara
Bukit Cinta.
1 komentar:
Cerita anak yang sangat inspiratif. Perlu dan harus dibaca untuk semua yang pernah menjadi anak.
Posting Komentar