Rabu, 07 Agustus 2013

Sopir. Biar Ku Tebak

Biar ku tebak.
Saat ini mungkin kamu sedang menikmati aktivitasmu.
Rutinitas tahunan yang mungkin sangat kamu nantikan.
Ya. Bisa jadi!

Mungkin kamu sedang menghabiskan waktumu sebagai seorang sopir.
Setidaknya kamu selalu menyebut dirimu demikian, kan?

Menghantarkan rahimmu pergi berbelanja.
Membiarkan wanita-wanita yang kamu cintai memilih barang,
sementara kamu berdiri di depan AC supermarket.
Selalu di situ.
Kamu tak mau beranjak.
Jadi kalau sewaktu-waktu mereka datang, mereka akan dengan mudah menemukanmu.
Berdiri di satu titik, kamu bilang kamu bosan.
Tapi aku yakin, sebenarnya tidak.
Sebab aku tau.
Jauh di dalam hatimu, kamu sangat rindu berdiri di situ.
Bukan karena dinginnya suhu yang membekukan kakimu,
tapi karena hangatnya kebersamaan yang selalu kamu nantikan.
Betul begitu bukan?
Ehem. Ini tebakanku. Tapi bisa jadi, benar.
Bisa jadi memang begitu.

Setidak tidaknya jika tebakanku yang ini salah,
aku masih bisa menebak hal yang lain.

Setidak tidaknya, kalau aku jadi sopir sepertimu, aku pasti bahagia.
Sebab, aku adalah sopir yang bisa menikmati perburuan barang mereka.
Wanita-wanita cantik itu pasti dengan rela hati membiarkanmu menikmati hasil belanja mereka, kan?
Bukan. Bukan lipstik, dress, heels, dan semacamnya.
Tapi kamu pasti tau maksudku kan..
Kulkas.
Aku tidak tau kenapa, tapi rasa rasanya kamu tidak pernah jauh-jauh dari alat pendingin.
Mungkin supaya banyak orang terus memanggilmu "Mister Cool?"
Mungkin. Mungkin.
Setidaknya yang ku tau, kamu tidak mencari dinginnya.
Kamu menantikan kehangatan.
Bercengkerama dengan orang-orang kesayanganmu.
Memindahkan isi kulkas ke dalam perutmu.
Lalu nanti, ketika waktumu disana hampir berakhir,
kamu akan melakukan dua hal:
Satu, kamu akan bersikap sedikit melankolis.
Dua, kamu akan membanggakan perutmu yang melebar ke segala penjuru.
Dan mungkin juga, secara tidak sengaja, kamu akan mengkombinasikan keduanya hanya dalam sebuah pesan singkat.

Jadi bagaimana?
Apa tebakanku masih salah?
Biar ku tebak hal yang lain lagi.

Di atas roda empat yang melaju,
dengan benda melingkar di genggaman tanganmu,
wanita cantik di sampingmu akan berubah menjadi seorang sekretaris.
Kurang hebat apa kamu?
Seorang sopir, yang memiliki sekretaris pribadi.
Wanita itu akan mengambil ponselmu,
menceritakan bagaimana kamu lelah mengemudi,
atau mungkin, dia akan memuji dirinya sendiri.
Ya, mungkin.
Tapi, kalau tebakanku ini benar
Aku tak bisa menebak satu hal:
siapa yang menerima pesan singkatnya?

Sebaiknya, aku melanjutkan tebakanku saja.
Roda empatmu pasti mengarungi sircuit yang penuh liku, lubang, dan batu.
Berkilo-kilometer yang kamu tempuh itu sangat sempit, bukan?
Tapi aku yakin kamu memimpinnya dengan baik,
Mungkin kamu sangat lelah, setidaknya begitu yang pernah ku dengar, dulu.
Tapi aku tau, kalau saat ini kamu benar sedang melakukannya, hatimu pasti hangat.
Sebab aku tau, kamu selalu menikmatinya.
Sebuah kebersamaan bersama lengkungan-lengkungan senyum yang selalu kamu rindukan.

Sekarang kembali kepada kenyataan,
itu semua cuma tebakanku saja.
Tebakan.
Bisa jadi benar, bisa jadi salah.
Tapi ya mana ku tau, sekarang ini aku mampunya cuma menebak.
Menepati janjiku, menulis tentang kamu.

Kalau semua tebakanku tadi salah,
setidak-tidaknya aku ingin kamu menikmati waktu-waktu ini,
waktu-waktu yang kamu nantikan.
Menikmati kebersamaanmu bersama mereka,
orang-orang yang dengan setia selalu kamu rindukan.
Keluarga yang hangat.