Kamis, 30 Januari 2014

Kata Blogger pada Nonanya

Fuhh fuh. Sayang, maaf ya kamu jadi sangat berdebu.


Sudahlah. Aku sudah jemu. Lama tak dijamu.
Matahari terlalu dingin untuk mencairkan embun,
dan kau terlalu sibuk berakting di belakang panggung.
Belagak lupa kau pada nasehat ibu.
Kau tak saja lupa padaku, tapi juga lupa pada ribuan lembar halaman ilmu.
Lupa kau akan cambuk ragamu?
Kau terlalu gembira dengan letih-yang-kau-nantikan
-semenjak-tiga-ratus-enam-puluh-lima-hari mu itu.
Jadi gegabah kau, sok kuat!
Lagakmu sudah seperti android. Lupa tak kau pikir dayamu itu berapa?
Kalau energimu habis barulah kau mengais-ngais. Menangis.
Kekmana pulalah kau pikir manusia punya power bank?
Charger pun tak ada yang bisa kau colokkan pada hidung kau na. 
Cuma istirahat. Kasurpun tak dapat kau tenteng pergi kemana mana.


Kerjamu cuma sutradara; ongkang-angking jadi lighting.
Kulihat kau tak punya gaji, tapi kau masih selayaknya best actress.
Meski tanpa penonton, ku lihat aktingmu boleh juga.
Pura-pura kuat 75. Pura-pura sehat 60. Pura-pura pintar 70. Pura-pura good mood 85.
Hebatlah hebat.
Nah itu dia boy! Matkul berakting lebih bagus daripada accounting.
Sayang nilai acting tak kan pernah tercetak IPKnya. 
Mereka bilang orang cerdas itu otak kiri sama otak kanannya seimbang. 
Tapi lihat realitinya boy, kehidupan nyata dan sandiwara tak selamanya mencapai titik equiriblium. Ini lebih mirip akuntansi; yang balance belum tentu benar.


Kerja keras. Peras emosi. Kuras semangat.
Tak ada bayaran yang lebih tinggi dari riuhan tepuk tangan, tumpukan pengalaman, dan lingkar mata yang menghitam.


Resign
Tak
Resign

 
Tak


Resign
Tak


Resign



Resign





Tak!